Wednesday, June 26, 2019

Inspirasi Hidup Perjuangan Ayah Bunda




Dakwah Islam - Seharusnya, tak ada jerit tangis yang melengking di pertengahan Mei 1995 silam. Seharusnya, tak ada catatan sipil yang menerangkan sepasangan shalih-shalihah itu dikaruniai anak keduanya tepat buletin siang 12:00.

Tapi, suara tangis bayi itu nyata! Makin lama, makin keras. Jelas terdengar.

Seketika itu, kedua kaki seorang lelaki tegap berkacamata -yang menemani perjuangan hidup-mati seorang perempuan di sampingnya, bergetar hebat. Dinding-dinding hatinya meluruh seketika. Ia menjatuhkan dirinya tersungkur bersujud mengungkapkan rasa syukur. Dengan terisak-isak, ia sampaikan beribu pujian ilahi di lantai yang tak bersejadah.

''Alhamdulillahirrabil'alamin ya Allah. Alhamdulillah. Alhamdulillah,'' sergahnya berkali-kali tak henti besama linangan air mata penuh bahagia.
--
Tak disangka kandungan kuat itu bertahan hingga usianya membuka cakrawala dunia. Padahal, diusianya 4 bulan dalam kandungan, hampir saja ia dilucuti dari hangatnya perut sang bunda.

Saat itu, saran seorang dokter untuk menggugurkan kandungannya, bak sambaran kilat tepat di siang bolong. Sakit sekali mendengarnya. Namun perihannya ucapan itu bukan tak beralasan.

‘’Nyawa ibu jadi taruhannya bila tak segera melepas janin itu,’’ Ucap dokter perlahan, tapi tetap menyakitkan.

Beberapa pekan terakhir, ia menderita cacar air di sekujur tubuhnya. Virus yang menghinggapi tubuh malangnya, itu juga menyerang kesehatan janin buah hatinya yang tak tahu menahu.

‘’Kita minta sama Allah ya bun. Allah yang jaga. Allah yang beri kehidupan pada anak kita,’’ kata Agus menguatkan ibu dari anak-anaknya.

‘’Kita akan pertahankan bareng-bareng! Tidak boleh digugurkan!,’’ ucapnya menegas.

Malam bertemu malam, disujudkan kening kepala pada keharibaan ilahi. Pekan bertemu pekan, air mata mengalir, memanjatkan doa meminta perlindungan.

Bahkan bulan bertemu bulan-bulan setelahnya, lampu kamar tetap terjaga di sepertiga malam terakhir. Sejadah terbentang untuk bercakap langsung dengan Sang Pemilik Kehidupan. Mata berkaca penuh air mata.

‘’Rabbi.. rabbi.. Kami lemah dengan segala keterbatasan kami. Rabbi..rabbi.. berilah keselamatan untuk istri dan anak-anak kami,’’

‘’Jadikanlah mereka penolong agama-Mu. Anak-anak yang sehat, cerdas, qurrata ‘ayun, pengamal Islam, taat beriman pada-Mu, dan taat pada orangtua,’’ lirihnya mengharap.

Pun di siang harinya. Ia semakin dermawan dan dermawan. Ia semakin sering berbagi dan berbagi. Ia semakin gemar bersedekah dan bersedekah. Menolong orang lain menjadi tak yang dilewatkannya.

Hingga akhirnya, ironi dokter pun terpatahkan. Di pertengahan Mei itulah, Allah menjawab seluruh harapan dan doanya. Istri dan anaknya selamat. Cerita kehidupan baru mulai diarungi.

Atas kehendak-Nya, kedua bola mata bayi mungil itu pun mengernyitkan senyuman bahagia keduanya.

Tidak ada ikhtiar yang sia-sia di mata Allah. Semuanya. Seluruhnya. Baginya dunia besar ini mungkin lebih kecil dari pada jarak kedua ‘jari’-Nya.

Laa haula walaa quwwata illabillah.

Tuesday, June 25, 2019

Dari Sedekah Berujung Syahadat

Kisah Inspirasi Islam - Di sudut madinah tinggal pengemis buta Yahudi. Setiap kali orang mendekatinya, dia selalu berujar, "Jangan pernah engkau dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, dan tukang sihir."




Nabi Muhammad Saw justru rajin datang kepadanya dengan menenteng makanan. Beliau duduk di sebelah pengemis yahudi buta itu tanpa mengenalkan diri.

Rasulullah meminta izin untuk menyuapinya. Hal itu pun rutin dilakukan Rasulullah.

Hingga akhirnya, Rasulullah wafat, menyisakan duka yang teramat dalam.

Di zaman kepemimpinan Abu Bakar ash-Shiddiq, hal serupa dilakukan, ia bertekad untuk mengikuti tradisi dan kebijakan-kebijakan peninggalan Rasulullah, bahkan termasuk rutinitasnya sehari-hari.

Di saat Abu Bakar berkunjung ke rumah putrinya, Aisyah. Abu Bakar bertanya kepada anaknya yang juga istri Rasulullah.

"Wahai putriku, adakah satu sunnah kekasihku (Rasulullah SAW) yang belum aku tunaikan?" tanya Abu Bakar.

Aisyah pun menjawab, "Wahai ayahku, engkau adalah seorang ahli sunnah, dan hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum engkau lakukan kecuali satu saja".

"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang sering duduk di sana," ungkap Aisyah.

Keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan.

Betapa gembira Abu Bakar mendapati adanya seorang pengemis buta yang duduk di dekat sana. Setelah mengucapkan salam, Abu Bakar lalu duduk dan meminta izin kepadanya untuk menyuapinya.

Namun, di luar dugaan pengemis tadi malah murka dan membentak-bentak, "Siapakah kamu!?"
Abu Bakar menjawab, "Aku ini org yang biasa menyuapimu."

"Bukan! engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," teriak si pengemis lagi, "Jikalau benar kamu adalah dia, maka tidak susah aku mengunyah makanan di mulutku. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menghaluskan makanan terlebih dahulu dengan mulutnya sendiri. Barulah kemudian dia menyuapiku dengan itu," terang si pengemis sambil tetap meraut wajah kesal.

Abu Bakar tidak kuasa menahan deraian air matanya, "Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, Abu Bakar. Orang mulia itu telah tiada. Dia adalah Rasulullah Muhammad SAW."

Pengemis pun seketika terkejut dan menangis keras, dia bertanya lagi memastikan, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghina, memfitnah, dan menjelek-jelekan Muhammad. Padahal, belum pernah aku mendengar dia memarahiku sedikit pun. Dia yang selalu datang kepadaku setiap pagi dengan membawakan makanan. Dia begitu mulia."

Di hadapan Abu Bakar ash-Shiddiq, pengemis Yahudi buta itu mengucapkan dua kalimah syahadat. Demikianlah, dia masuk Islam karena menyadari betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW.

Penulis oleh Apriana

________________________________________
________________________________________

Kisah Inspiratif Para Da'i Pedalaman Klik
Ingin Tahu Perhitungan Zakat? Klik

Pejuang yang Tak Kenal Lelah